Rabu, 03 Mei 2017

Bali punya cerita (INTERPRETATIF)




Tari Kecak di Uluwatu Bali.
Tari kecak adalah salah satu jenis kesenian tradisional dari Bali yang diciptakan pada kisaran tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus seniman dari Bali yakni Wayan Limbak. Sebagai seorang seniman tentu saja Wayan Limbak sangat akrab dengan para seniman lain, sebut saja Walter Spies yang merupakan seorang pelukis dari negara Jerman merupakan salah satu teman akrab Wayan Limbak. Kedua sahabat inilah yang menjadi pencetus tari kecak yang sangat terkenal hingga saat ini.
Jika kita dapat menyaksikan tari kecak dari awal hingga akhir, maka kita akan memahami mengenai alur cerita yang disajikan dari gerakan-gerakan pementasan oleh para penari.
Antusias masyarakat Bali akan keberlangsungan dan kelestarian kesenian tradisional membuat banyak orang belajar dan tertarik untuk melakukan tarian yang diciptakan oleh Wayan Limbak ini. Tak heran jika hampir semua pemuda bali khususnya para laki-laki mampu melakukan gerakan tarian ini dengan cara duduk melingkar. Para penari mengenakan pakaian khas bercorak kotak-kotak hitam putih mirip dengan papan catur. Dari tahun 1970 tari kecak terus mengalami peningkatan, bahkan pemerintah daerah setempat menjadikan tari ini sebagai icon budaya masyarakat Bali.

Saat anda berencana menyaksikan Tari Kecak Uluwatu Bali, maka terlebih dahulu para penonton diberikan selembar kertas yang isinya sinopsis dari Tari Kecak tersebut, sedikitnya ada 4 buah adegan dalam pementasan tersebut. Tari Kecak sendiri, sebuah tarian yang paling berbeda dan unik, tidak seperti tarian lainnya di Bali yang diiringi oleh seperangkat gamelan, namun hanya diiringi oleh paduan suara dari sekitar 70 orang pria yang duduk melingkar, memadukan suara “cak” dengan ritme yang berbeda-beda, sehingga terbentuk perpaduan suara yang indah, khas dan unik. Paduan suara cak tersebut, sebelumnya adalah pengiring tarian sakral yang dikenal dengan tari Sang Hyang. Namun pada tahun 1930-an disisipkan cerita yang diambil dari epik Ramayana. Yang mengisahkan penculikan Dewi Shinta oleh Raja Rahwana.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar