Tari Kecak di
Uluwatu Bali.
Tari
kecak adalah salah satu jenis kesenian tradisional dari Bali yang
diciptakan pada kisaran tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus seniman dari
Bali yakni Wayan Limbak. Sebagai seorang seniman tentu saja Wayan Limbak sangat
akrab dengan para seniman lain, sebut saja Walter Spies yang merupakan seorang
pelukis dari negara Jerman merupakan salah satu teman akrab Wayan Limbak. Kedua
sahabat inilah yang menjadi pencetus tari kecak yang sangat
terkenal hingga saat ini.
Jika kita dapat menyaksikan tari
kecak dari awal hingga akhir, maka kita akan memahami mengenai alur
cerita yang disajikan dari gerakan-gerakan pementasan oleh para penari.
Antusias
masyarakat Bali akan keberlangsungan dan kelestarian kesenian tradisional
membuat banyak orang belajar dan tertarik untuk melakukan tarian yang
diciptakan oleh Wayan Limbak ini. Tak heran jika hampir semua pemuda bali
khususnya para laki-laki mampu melakukan gerakan tarian ini dengan cara duduk
melingkar. Para penari mengenakan pakaian khas bercorak kotak-kotak hitam putih
mirip dengan papan catur. Dari tahun 1970 tari kecak terus
mengalami peningkatan, bahkan pemerintah daerah setempat menjadikan tari ini
sebagai icon budaya masyarakat Bali.
Saat anda berencana
menyaksikan Tari Kecak Uluwatu Bali, maka terlebih dahulu para penonton
diberikan selembar kertas yang isinya sinopsis dari Tari Kecak tersebut,
sedikitnya ada 4 buah adegan dalam pementasan tersebut. Tari Kecak sendiri,
sebuah tarian yang paling berbeda dan unik, tidak seperti tarian lainnya di
Bali yang diiringi oleh seperangkat gamelan, namun hanya diiringi oleh paduan
suara dari sekitar 70 orang pria yang duduk melingkar, memadukan suara “cak”
dengan ritme yang berbeda-beda, sehingga terbentuk perpaduan suara yang indah,
khas dan unik. Paduan suara cak tersebut, sebelumnya adalah pengiring tarian
sakral yang dikenal dengan tari Sang Hyang. Namun pada tahun 1930-an disisipkan
cerita yang diambil dari epik Ramayana. Yang mengisahkan penculikan Dewi Shinta
oleh Raja Rahwana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar